2011/01/19

Teori Kebutuhan Air


1. Kebutuhan Air untuk Irigasi Pada Petak Sawah (Ir)

Kebutuhan air untuk tanaman tergantung pada macam tanaman dan masa pertumbuhannya sampai dipanen sehingga memberikan produksi yang optimum. Tanaman yang terpenting yang membutuhkan air irigasi di Indonesia adalah padi. Oleh karena itu pemberian air untuk keperluan tanaman padi menjadi suatu masalah yang sangat penting disamping pemberian air pada tanaman palawija.

Perkiraan banyaknya air untuk irigasi didasarkan pada faktor-faktor :

• Jenis tanaman.

• Jenis tanah.

• Cara pemberian air.

• Cara pengolahan tanah.

• Kuantitas curah hujan.

• Waktu tanam.

• Iklim.

• Pemeliharaan dan eksploitasi saluran dan bangunan.

Kebutuhan air untuk irigasi pada petak sawah dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ir = W + Et + P - Re

Dimana :

Ir = Kebutuhan air untuk irigasi.

W = Kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau penggenangan (standing water).

Et = Evapotranspirasi = crop consumtive use

P = Perkolasi

Re = Curah hujan efektif.

2. Pengolahan Tanah (W)

Kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau penggenangan ( standing water ), pada saat pemupukan, ditetapkan W = 3,33 mm/hari

3. Evapotranspirasi (Et)

Evapotranspirasi ialah peristiwa penguapan dari suatu daerah aliran sungai sebagai akibat pertumbuhan dari tanaman.

Banyaknya air untuk evapotranspirasi dapat diperkirakan dengan cara Hargreaves atau Penman. Untuk menghitung evapotranspirasi dalam tugas ini digunakan metode Penman.

Et = Eo * K t

Dimana :

Et = Evapotranspirasi

Eo = Evaporasi ( peristiwa berubahnya air menjadi uap )

Perhitungan angka Evaporasi diperoleh dari pengolahan data curah hujan pada daerah yang diamati.

Kt = Koefisien tanaman ( Padi )

4. Perkolasi

Perkolasi ialah peristiwa meresapnya air dari lapisan tak jenuh ke lapisan yang jenuh. Banyaknya air untuk perkolasi tergantung dari porositas tanah.

Perkiraan perkolasi didasarkan pada hasil percobaan lapangan. Untuk nilai perkolasi pada dataran rendah ditetapkan sebesar 1 mm/hari.

5. Curah Hujan Efektif (Re)

Perkiraan curah hujan efektif dihitung berdasarkan R50, artinya curah hujan yang 50% disamai atau dilampaui dari 10 kali peristiwa.

Metode yang dipakai :

1. Cara Empiris

Re = R50 = n/5 +1

Re = R 50 = curah hujan efektif 50%

Dimana :

n/5 +1 = ranking curah hujan efektif Re dihitung dari ranking terkecil

n = Jumlah pengamatan curah hujan.

2. Cara Statistik

a. Dengan analisa frekuensi curah hujan harian atau bulanan dapat diperkirakan curah hujan efektif yang 50% disamai atau dilewati dengan periode ulang 5 tahun dengan ascending order (Nm. Excending). Dengan memplot pada “External Probability Paper” dari Gumbel atau log-log paper dengan ploting position dari Hanzen {100(2m-1)}/(n+1) besarnya curah hujan harian dapat dicari dengan mengambil p (x) = 50% atau periode ulang 5 tahun.

b. Besarnya curah hujan efektif dapat dihitung dengan rumus :

Ir = W + Et + P - Re atau

Re = W + Et + P- Ir

Dimana :

Ir = Kebutuhan air irigasi.

Et = Crop Consumtive use = Evapotranspirasi.

P = Perkolasi

W = Kebutuhan air untuk pengolahan atau genangan.

Jika :

W = 0

Ir = Irigasi = 0

Et = Evapotranspirasi = 10 mm/hari

P = Perkolasi = 6 mm/hari

PD = Pengolahan = 20 mm/hari

Ws = water storage capacity = 30 mm/hari

Sm = Soil moisture = 6 mm/hari

Maka curah hujan efektif dipilih dari harga terbesar dari :

Re max = Et + PD + P................................………..(1)

atau

Re max = Ws + PD +P................................……….(2)

dan

Re min = 5 mm (kehilangan)

Dengan mengambil harga diatas maka :

(1) Re max = 10 + 20 + 6 = 36 mm/hari

(2) Re max = 30 + 6 + 6 = 42 mm/hari

Jadi Re max = 42 mm/hari.

0 comments:

Post a Comment